CERITA PAHIT DI SMAK

PART #1
Suatu kenyataan yang tak bisa dihindari lagi keberadaannya. Kenyataan yang harus tetap dijalani. Dulu aku hanya seorang balita yang rapuh yang berkembang dan tumbuh menjadi anak-anak dengan sejuta keceriaan dan sejuta kebahagiaan hingga menjadi remaja labil yang selalu haus akan rasa ingin tahu. Sampai sekarang aku remaja yang haus akan rasa ingin tahu. Namun seiring dengan berjalannya waktu aku coba untuk berdiri dan berjalan sendiri. Memenuhi gudang ilmu ku menambah terus tingkat kecerdasan ku. Tak kan ku biarkan orang lain menginjak diriku. Sedikit demi sedikit aku pun mulai berlari, ku berlari mengejar mimpi dalam perjalananku. Namun tak ku sagka waktu sangat cepat bergulir, kini aku di hadapkan di bangku ujian nasional tingkat SMA di sekolah aku, SMA KATOLIK SANTO THOMAS AQUINO di KOTA MOJOKERTO Ini. Dimana ini adalah tingkatan terakhirku dalam menjalani pendidikan selama 12 tahun dan masih harus melanjutkan nya lagi di tingkat mahasiswa. Dan hanya menunggu beberapa hari untuk menjalani ujian nasional tingkat SMA se-Indonesia. Namun dalam penantianku, aku mendapati suatu batu sandungan yang mengecohkanku, mencoba menunbangkan tumpuanku. Dengan mimpi dan semangatku aku melawan hal ini, ku coba singkirkan ini dalam nama Bapa ku. Sekaligus mimpiku untuk menjadi mahasiswa UNESA tahun ini. Namun sempat ada pikiran, jika ini akan kandas begitu saja, karena sistem pendaftaran yang baru dalam SNMPTN yaitu SNMPTN JALUR UNDANGAN. Dimana ini sekolahlah yang berperan aktif merekomendasikan siswanya untuk mengikuti SNMPTN JALUR UNDANGAN. Dan membagikan id pendaftaran siswa beserta passwordnya kepada siswa yg terrekomendasi. Namun hal ini tidaak aku alami, aku pun menunggu dan percayakan hal ini sepenuhnya, namun sampai 30 hari lebih aku menunggu, id dan password pendaftaranku tak kunjung kuterima yang akan kugunakan untuk mentransfer uang pendaftaran sekaligus mengisi data diri dan memilih PTN yang akan aku tuju..
Akhirnya dengan tekad dan semangat, ku mulai perburuan ku dengan dikejar waktu yg tinggal 5 hari itu. Tak ku hiraukan berapa ratus ribu uang yang kukeluarkan untuk sekedar browsing internet berburu informasi tentang pendaftaran SNMPTN hingga informasi PMB di setiap UNIVERSITAS NEGERI di Indonesia, dan ber usaha mencari tau dimana jurusan yang sesuai dengan keahlianku. Tak kenal lelah ku sandarkan badanku di KBU warnet hanya untuk aku mendapatkan apa yang aku cari. Karena dalam diriku tertanam sikap “jangan sampai aku tersesat dan menyesal dikemudian hari”. Oleh karena iu aku berusaha sampai aku bisa tanpa putus asa. Karena aku hanya ingin membuka jutaan peluang dan aku tidak mau hanya bersandar pada pohon atau dinding atapa pun itu tumpuan yang rentah, yang rapuh. Namun seketika aku dapatkan yang aku cari, aku informasikan hal itu, semua temanq yang bertanya aku jawab pertanyaannya. Aku tak pelit akan informasi yang ku dapatkan. Setelahnya aku proses itu seijin kepala sekolah. Info yang di butuhkan kucari sendiri dengan menghubungi yang bersangkutan. Namun  apa daya? Aku hanya anak seorang tukang becak,dari keluarga miskin, aku hanya dianggap angin belaka, aku tak di  perhatikan, hanya dihiraukan seakan ku hanya membual. Namun suatu gejolak muncul setelahnya.
Dapat kulihat jelas sikap mereka yang meremehkan aku. Namun aku tak ambil pusing, aku pun tetap pada tumpuanku. Berusaha sabar dan tegar meski hati kecil ini menangis. LIFE MUST GO ON WITH MY SPIRIT, ku tetap melaju kedepan denga terus berlari tanpa aku terhenti oleh satu rintangan apapun, ku tepiskan semua rintangan yang menghadang. Tak patah semangatku hingga aku bisa dan aku mendapatkan apa yang sedang aku cari itu brsama satu teman yang menanggapi informasiku dan menghargai aku sebagai temannya.  Namun setelah telah ku dapatkan yang kucari ku terhenti di hari minus 3 ku dapatkan satu kekurangan lagi, yaitu nomor NISN. Aku tak tahu apa itu NISN namun ugunakan fitur internet untuk mencari tahu apa itu NISN, dan setelah ku dapati apa itu. Lalu akua browse halaman http://nisn.jardiknas.org/ website yang memuat informasi yang aku butuhkan berikutnya untuk dapat aku mengakses http://undangan.snmptn.ac.id/ Dan yang aku dapati adalah, aku bersama satu temanku maria desy belum terdaftar sebagai siswa di SMA KATOLIK SANTO THOMAS AQUINO KOTA MOJOKERTO. Entah bagaimana takutnya kami waktu itu, yang akhirnya aku putuskan untuk mengetahui bagaimana cara untuk mendaftarkan diri itu. Dan aku mendapatkannya, yaitu formulir pendaftaran NISN BARU yang di ajukan secara perorangan yang di setorkan ke petugas yang ada di kantor dinas pendidikan kota Mojokerto. Paginya kami berdua langsung menuju dinas pendidikan bermaksud menemui petugas yang mengurus NISN, dengan berpakaian seragam sekolah kami datang ke dinas, kami disabut baik, namun apa yang kami cari saat itu tidak ada, kami tidak bisa bertemu dengan petugasnya karena sakit, akhirnya kami titipkan formulir kami kemudian keesokan harinya saya sendiri yang datang ke dinas dan bertemu dengan petugas, setelah bertemu saya meninggalkan nmr hape saya agar bisa dihubungi saat NISN kami jadi. Dan sore harinya NISN kami jadi, malam sepulang sekolah kami berdua online bersama untuk melengkapi pendaftaran, sampai saat itu pun saya tidak mendapati yang meminta ke pada saya, yang datang untuk kita berusaha bersama, seolah saya yang harus mendatangi mereka, meminta data mereka satu satu. Tentunya saya tidak melakukan hal itu, karena itu memang bukan tugas saya. Itu pula yang membuatku kaget sekaligus berterima kasih kepada  satu temanq yang telah menganggapku. Setelah malam itu, paginya kami langsung menuju bank mandiri setelah mendapatkan ID Pendaftaran dan Password. Kami menyetor biaya pendaftarann sebesar Rp. 175000;- via bank mandiri dengan bantuan teller yang ada. Setelah selesei melakukan transfer kami kembali ke rumah  untuk kami melengkapi data diri kami mulai mengunggah foto dan memilih PTN dan mencetaknya. Setelah semuanya selesei tepat pukul setengah 1 siang, kami pulang dan langsung menuju ke sekolah.
TO BE CONTINUE . . .
PART #2
Setibanya di sekolah se-olah aku tidak mau membantu mereka, dan akhirnya pihak sekolah untuk pertama kalinya bertanya tentang hal ini, meminta penjelasan tentang apa itu snmptn undangan, nisn, dan meminta id dan passwordnya. Itu semua aku berikan begitu saja tanpa aku meminta imbalan apapun. Namun apa daya, tetap hujatan yang buruk tentang iriku tersebar dari mulut ke mulut, q menjadi bahan omongan seakan aku adalah penyebab kesalahan ini, dianggap ini menjelekkan sekolah, padahal di hari itu jjuga artikel ku yang  memuat kegiatan terakir di sekolahku itu termuat di sebuah majalah remaja khusus bagi anak pelajar yang berfungsi sebagai interaksi Organisasi Siswa Itra Sekolah (OSIS) untuk membagi info mengenai kegiatan terbaru sekolah mereka. —kembali ke topic— setelah aku berikan, tetap saja, aku di jelek-kan, namaku seketika itu seperti di tiuop angin, yang entah lari kemana arahnya, se-olah semua sudah tak ada rasa percaya lagi. Namun tetap saja, dengan semangat dan motto ku __LIFE MUST GO ON WITH MY SPIRIT__ ku benahi apa yang telah dirusak dengan senyuman. Hari itu berjalan seperti hari hari biasa sekolah, waktu pulang pun tetap sama, dan hari itu juga aku tetap pulang bersama teman teman terdekatku..–hingga waktu berganti—
___ke-esok-an hari-nya___
Entah apa yang membuat salah seorang temanku datang dalam dunia sms di hapeku, meminta bantuan mendaftarkan tepat di detik detik akhir pendaftaran. Dengan tak berfikir panjang aku menjawab “sorry ya, aku g bisa bantu” –jawaban yang cukup simple karena “kenapa baru sekarang, di detik detik penutupan kalian datang meminta bantuan, setelah menyakiti dan mencaci menghujat?” itu yang menjadi landasanku yang ku rasa itu cukup tegas, agar aku tak mudah mereka injak injak. Dan hanya jawaban “ya terima kasih” itu saja jawabannya. Memangnya kenapa? Apa dan sejauh mana informasi yang kalian dapatkan, sejauh mana usaha kalian? Apa saja usaha kalian? –itu serentetan tanya yang ada dalam pikiranku-. Lalu apa saja yang kalian lakukan? Apakah kalian hanya bertopang dagu? Apa itu yang kalian maksud dengan USAHA?….
Dan hari itu berjalan seperti biasa. –sampai aku di panggil oleh guruku, entah apa aku tak tau saat  itu. –namun satu yang ku gerankan-, aku dibentaknya karena aku sekaligus menerima jadwal khusus dari salah seorang guru lain, bentakan itucukup keras dan menaikkan emosiku, apa salahnya menerima jadwal sebentar saja, tak ada satu menit dan tak merugikan siapa pun. –ku lupakan itu, ku masuk ruangannya-. Dan disana kudapati salah seorang wali murid temanq, dan saat itu pula aku tahumakdsud aku di panggil dan apa tujuannya, namun yang membuatku naik emosi lagi –aku disambut dengan suhu yang sangat tinggi-. Dan tak lama kemudian anaknya datang dan bertanya “ma, ngapain she kesini ma?” dan jawaban sang ibu hanya “sudah kamu diam saja!”. Heem itu sudah menjadi tanda jika ku sudah dianggap jelek. Entah apa saja yang sudah di ceritakan guruku ke orang itu sehingga membuatnya emosi sepertiitu. Dan ketika aku di tanya satu pertanyaan awalan hanya aku jawab “itu bukan tanggung jawab say, tapi tanggung jawab sekolah! Dan mana tanggung jawab sekolah?” itu jawabku sekitika sesuai dengan fakta dan keadaan yang ada. Dan seketika itu juga aku disuruh menjelaskan apa yang terjadi, -tentunya aku jelaskan sesuai apa adanya dengan diriku sendiri- dan seketika itu juga omonganku di cela di awal aku menjelaskan, dan aku yang sudah di suruh menjelaskan di cela begitu saja, padahal tak ada kata kata ku memberikan jawaban. Aku peringatkan saja, “ibu diam dulu” –tapi tak di hiraukan dengan nada dasarku, akhirnya dengan nada tinggi ku peringatkan, -dan seketika itu juga aku di tampar di pipi sebelah kiri mendekati leher tepat di bawah telingga dengan tangan kanannya –tangan kosong- tapi sempat kurasakan itu adalah pergelangan tangannya. Seketika itu juga kurasakan pusing mual hingga mataku menggelap seolah aku akan tumbang, namun tetap aku usahakan agar aku tidak jatuh, -maklum waktu itu memang kondisiku sedikit drop karena sering begadang untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin-.. dan akhirnya aku diam saja sampai akhir pembicaraan, dan dalam pembicaraan itu pun banyak ku dapati omongan yang sudah meleset jauh dari topic. Jika mereka dewasa, mereka akan lebih bisa mengontrol emosinya. Jika mereka lebih dewasa, mereka yang harusnya lebih bisa untuk berfikir jangka panjangnya. Jika mereka menganggap mereka beragama, seharusnya mereka bisa memiliki sikap sifat perilaku yang sama seperti yang dikatakan. Jika mereka baik harusnya bisa menjalin hubungan yang baik  pula dengan rekan mereka, tanpa ada musuh atau apapun itu namanya. Jika mereka dewasa, mereka juga harusnya bisa menjadi panutan. Namun yang aku lihat sama sekali tidak mencerminkan hal itu. Mereka seolah tidak memiliki cermin untuk bercermin melihat dirinya sendiri. –kasihan-
Dan di akhir pertemuan saat itu, aku coba tetap seolah tak terjadi apa apa saat itu, hingga mereka anggap itu baikan. Namun sayangnya tidak, karena dia bukan apa apa di sekolah, hanya tamu yang berani menampar orang lain dengan begitu saja. Biarkan hal ini polisi yang menyeleseikan..
-dikelas-
Aku yang tak bisa menahan emosiku lagi, berusaha mencurahkan airmataku agar lega. Dan teman-temanq menenangkanku. Dan kemudian guruku masuk, sudah jelas dan pasti dia meluapkan tuduhan kepadaku. Aku dituduh merubah password akun sekolah yang sudah kuberikan. Padahal aku tidak merubahnya, dan aku baru tahu saat itu juga. Namun aku pun sudah tak terfokus dalam hal ini, karena aku pun mendaftar melalui dua jalur saat itu.
-malamnya-
Aku langsung menuju kantor  polisi bersama orang tua dan kakak ku, kolaporkan hal ini. Dan ku ceritakan hal ini ke polisi saat itu. Dan atas izin dan perintah kepolisian, aku bersama orangtuaku menuju kerumah guruku, dan yang aku dapat disana adalah guruku mengobrol sendiri dengan ponselku yang terhubung dengan pak polisi dan meminta waktu untuk menyeleseikan hal ini secara kekeluargaan. Polisi memberikan waktu juga. Setelah itu aku menuju rumah orang yang menampaarku, dan disana yang kami dapat pada saat datang adalah “USIRAN”, hingga terucap “bapak bisa saya panggilkan RT saya ini” katanya, “loh, silahkan ibuk panggilkan saja, kami tidak ada masalah” ucap orangtuaku. Namun apau? Dia tidak juga memanggil RTnya itu, entah takut atau bagaimana aku tak tahu.
-malam itu aku coba untuk membuat suatu tes(politik)- ku buat janji untuk kita bertemu disekolah hari senin jam satu siang-
Minggunya aku menuju rumah kepala sekolah untuk membahas hal yang sama. Aku datang bersama Ketua RW ku. Dan seketika itu juga ketua RW ku menyimpulkan bahwa kepala sekolah sudah lepas tangan atas masalah ini. Dan itu sangat benar sesuai fakta dan kondisi yang ada.
Seninnya aku masuk seperti biasa, namun atas konsultasiku dengan pembinaku di dalam Ikatan Kader Motivator (IKM) “orang tuaku di larang datang kesekolah”. Karena jika memang ada keinginan untuk berdamai, pastimereka akan datang mencari saya untuk menanyakan ketidak datangan orangtuaku. Namun tak kujumpai hal itu sampai waktu pulang sekolah pun tak ada pertanyaan itu, bahkan tak ada surat panggilan untuk orang tuaku. Dan aku pun pulang seperti biasa.
(dan itu sangat sesuai jika ini harus di urus sendiri oleh kepolisian)
Selasa, ku masuk sekolah sesuai biasanya. Namun sama, tak ada usaha untuk mendamaikannya hingga pada malam pukul 18.30 seorang temanku datang membawakan surat panggilan untuk orang tuaku, dan aku tertawa dibuatnya, karena surat yang di pakai adalah surat bekas, karena tahun yang tertera disana adlah tahun 2010 itu pun menjadi lelucon buat keluargaku yg sedang berkumpul dengan keluarga besar. Akhirnya orangtua ku memutuskan untuk mendatangi panggilan itu. Namun paginya sebelum berangkat sekolah, kami melakukan laporan ke kepolisian dan polisi mau menerimanya tanpa sungkan, sampai selesei aku mengurusnya ditemani orangtuaku hingga sianghari mendekati waktu sekolah, itu baru selesei.
–ke esokan harinya(rabu)- aku sekolah seperti biasa, saat itu ada tampel. Ketika tampel guruku datang memanggil temanku, dan temanku mengucapkan “cha nanti pulang sekolah di tunggu ** ***** di ruang *** ***” ucapnya “okey” ucapku, namun pikiranku hanya “lapo kok g ngomong dewe? Opo susah e? cobak!. Akhirnya ku coba saja, namun saat itu juga aku telp orangtuaku untuk datang. Dan tetap saja hanya percakapan untuk berdamai. Namun kenapa hari rabu? Itu termasuk sudah eks. Uda kadaluarsa. Dan saat itu juda aku bilang bahwa aku sudah melaporkan hal ini ke pada kepolisian. Namun pandangannya seolah aku hanya menggertak saja.
-siangnya- aku sekolah seperti biasa, hingga aku di panggil untuk ikut berkumpul. Dan tetap tujuannya hanya berdamai, namun kenapa harus rabu siang? Tak kurang lamakah itu?. Dan dikatakannya “saya juga sudah mengecek sendiri ke kepolisian, ternyata laporan sudah masuk dan tidak bisa di cabut kecuali dari  pihak pelapor, dan alangkah baiknya ini kita cabut, nanti biaya kita tanggung berdua!” ucapnya. Namun orangtuaku hanya menjawa “biarkan ini polisi yang mengurusnya” ucap orang tuaku, dan kami pun beranjak keluar ruangan kepala sekolah siang itui dan aku menuju kelas untuk menerima pelajaran. Ketika semua teman bertanya, aku menjawab apa adanya sesuai fakta. –hingga waktu  pulang pun tiba-.
TO BE CONTINUE . . .
Part #3
saya pun tetap menjalani hari hari saya seperti biasa tak ada masalah sampai saat “persidangan” datang……
begitu juga ketika saya mengikuti Ujian Sekolah Ujian Nasional bahkan Ujian Perguruan Tinggi saya lalui seakan tidak ada masalah apapun…
karena saya pikir itu sudah pihak kepolisian dan keadilan yang menangani, jadi buat apa saya repot repot?  dan ketika ada yang bertanya saya juga siap menjelaskkan kok. ngapain harus di tutup tutup i?….
dan saat persidangan tiba saya pun tetap tenang, padahal kalo saya menghadapi hal yang belum saya hadapi sebelumnya saya kebanyakan deg deg an… namun tidak saat persidangan, karena saya berada di pihak yang benar…
dan beberapa fakta dilapangan adalah apa yang ada saat persidangan adalah bertolak 180 derajat dari sebelum persidangan entah apa itu saya rasa pembaca semuanya tau lah…
hukunan penjara satu bulan dijatuhkan oleh hakim yang di imbangi atau di ganti dengan masa uji coba selama dua bulan….
saya pulang kerumah tetap dengan santainya…
siang itu saya pun langsung berangkat kesekolah…
namun sampai saya menulis part #3 ini saya masih tetap di musuhi, dan itu lah akta di lapangan…
entah apa yang ada di pikiran mereka, apa mereka merasa malu untuk mengakuinya?mengakui yang sebenarnya? atau merasa malu karena yang mengingatkan adalah hanya anak remaja? itu rahasia mereka masing masing :)
dan yang membuat saya hampir tertawa tak henti henti adalah ketika saya mendapatkan telpon untuk datang ke sekolah entah untuk apa..
namun ketika saya jawab saya tidak di mojokerto karena saya di kota lamongan…
“ibuk minta websitenya sekolah apa?” ujarnya. “website sekolah? saya ya ndak tau buk, tanya pak kirdi saja. wong sekolah tidak punya website kok”…
katanya “loh yang kamu daftar snmptn itu kan, kamu pakai website sekolah?”..
lalu ketika saya jelaskan… “itu bukan website buk, itu namanya akun atau user bukan website!”… “akun itu apa loh fer?” ujarnya… akun itu yang kita gunakan untuk kita masuk dan bisa mendaftar” jelasku……..” yang kapan hari kamu kasih ke ibuk itu ya? kamu sms ibuk lagi ya?” ujarnya…”iya buk” jawabku”…
username : ******
password : **********
send……
tidak hanya itu…
banyak sms masuk di facebook dan hape seperti ini :
“cha daftar snmptn ujian itu gmn? bgpl” (loe sapa? aku g bakal mengulangi di bodohi ke dua kalinya)
karena aku capek mendapat sms dan telp yang sama aku putuskan untuk…
“kalo kalian memang butuh datang kerumahku, aku tidak akan mengulangi dibodohi untuk kedua kalinya” (kurang lebih seperti itu aku menulis di update status di facebook ku….) dan mulai saat itu aku tidak mendapatkan sms dari teman temanku sampai aku mendapatkan telpon dari guruku untuk menyuruhku kesekolah disaat aku liburan….
soo, apalagi cerita saya di akhir pendidikan saya? stay tune aja at www. saiaferdibucha.wordpress.com
To Be Continue….
PART #4
Setelah orang tua ku ngomong langsung saat itu dengan Tata Usaha sekolah, semenjak itu pula sms itu berhenti..
Namun setelah itu, kawan kawan lamaku ternyata masih mengingat aku, semua dari mereka ternyata masih belum mendapatkan sekolah dan iri terhadapku..
“apa sich yang kalian iri dariku? Aku Cuma anak tukang becak..”
“bukan masalh kamu anak tukang becak atau apalah, tapi kamu cerdas dan cekatan dalam bertindak, kamu g kehabisan akal untuk dapat jalan keluar cha. Itu yang tak iri..” “aku juga ngga pernah kok memndang harta atau pekerjaan orang tua, kaya atau miskin, aku murni menjalin persahabatan yangg baik dan harmonis cha”….
“lantas apa ya yang mereka iri dari aku, knpa sampai segitunya perbuatan mereka kepadaku?”
“uda cha jelas mereka iri sama apa yg kamu punya, apa yang ada dalam diri kamu”…
Dan beberapa waktu aku kira masalah sudah hilng… sampai akhirnya aku di rumah tata usaha mengambil surat keterangan, disanalah semuanya di ungkap selama ini, apa aja yg terjadi.. aku di cibir di sebut ANAK BAJINGAN, muncul MUGO MUGO AE AREK IPA ONOK SENG GAGH LULUS SIJI…
semua di buka  saat itu…
lalu malamnya aku dapatkan sms yang menyatakan surat keteranganya yg aku pegang salah.. padahal surat ini hampir aku bawa ke surabaya untuk melengkapi kekurangan persyaratanku..
saat aku pertanyakan dmn salahnya tidak ada jawaban.. kuputuskan paginya mendatangi rumahnya.. namun disana aku seperti seorang tamu yang tidak di inginkan.. dan seketika itu juga aku ucapkan “kalo gitu saya ke diknas aja biar jelas salahnya”.. aku beranjak dan tak ada larangan saat itu…
setelah dari diknas, beliau menelpon saya, hape saya loadspeakers, yg pegang bapak saya, langsung aja dia marah marah saat itu..
knapa marah? Saya kan saat itu sudah menegaskan akan ke diknas.. sampai sekarang mungkin masih menganggap saya salah ya? Padahal apa sich salahnya? Itu skhu saya, saya juga bertanya ketika tidak ada penjelasan yang pasti. Saya cari yang lebih paham.. ternyata anda malah merasa malu sepertinya? Saya loh ngga rugi kalo bertanya, apa malu-maluin? Malu-maluin mana dengan pertanyaan “akun itu apa loh fer?” padahal itu seharusnya pegangan anda.. malah pertanyaan kepada bapak saya “bapak tau SKHU itu apa?” …. “hello bapak saya Cuma tamatan SD, tukang becak, dan hanya tertawa mendengarnya, karena meskipun bapak saya tau, bapak saya tetap berpikir, apakah anda tidak cerdas atau kurang pintar, mempertanyakan seperti itu ke tukang becak? G salah”….
Dan hari ini 27 Mei 2011 kudapatkan IJAZAH ku, meski terkesan agak di perlambat, tapi aku tak peduli, aku sudahmendapatkannya…
dan masih ada yg bertanya aku diterima dimana, dan dengan tegas aku jawab “saya di terima di DIII MANAJEMEN INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNESA dan 115623005 adalah NIM saya…
dan masih ada juga yg mempermasalahkan “kok ambil DIII? G S1?”….
seharusnya untuk masalah seperti ini wajib ngga sih sekolah tau informasi perguruan tinggi untuk muridnya? Atau seharusnya muridlah yang wajib memberi informasi kepada guru tentang perhuruan tinggi? Yang mana yang benar ini?
Dan sampai saat ini saya tetap pada pendirian saya
DIII MI – JTE – FT – UNESA
115623005 Ferdian Budi Cahyono
Dan besok 28 Mei 2011 uang subsidi anak dalam kota akan di bagikan….
dan akan ada cerita apa lagi? Tunggu saja….
25 Agustus 2011
heembh, adik kelas nanya mengenai SNMPTN UNDANGAN. katanya siapa yg masukin nilai raport … ya jelas aku jawab, “seharusnya guru atau pihak sekolah”.. tapi aku wingi, seng daftarno sekolah yo aku, seng daftarno aku, yo aku dewe, seng ngelebokno nilai ku, yo aku dewe….
haduh haduh, segitunya kah problem dalam SNMPTN UNDANGAN, namun sebenarnya dengan adanya SNMPTN UNDANGAN, mendaftar ke Perguruan Tinggi Negeri lebih mudah dan lebih praktis….
selamat jalan dan semoga sukses bagi mereka yang akan berlomba mendaftar ke Perguruan Tinggi Negeri Tahun depan ya  :D
20 SEPTEMBER 2011
KETIKA AKU SUDAH MULAI MELUPAKAKEJADIAN ITU. SEBUAH MEMORI KEMBALI DATANG MENG-INGATKAN AKU… KEMBALI DATANG SEORANG ADIK KELASKU YANG SEKARANG DUDUK DIKELAS 12, KEBINGUNGAN UNTUK MENENTUKAN KELANJUTANNYA, MULAI MENGOREK INFO TENTANG PTN…
PESANKU : “INI MASIH PANJANG DAN JAUH, GEBRAK SEKERAS MUNGKIN NILAIMU DI SEMESTER INI, ASAH SETAJAM MUNGKIN PISAU DAN GARPU MU UNTUK BISA MELAHAP SANTAPAN UNAS NANTI, JANGAN KUATIR AKAN SEBUAH PTN, YAKINI KAMU AKAN BISA DAN ITU AKAN TERJADI… AKU DISINI SIAP MEMBANTU KAMU DAN TEMANMU… TETAP SEMANGAT DAN ERJUANG…”
yang baru, kemaren ada yang minta bantuan tanya tanya carangurusin NISN sendiri loh, dan ternyata saya itu di NISN masih terdaftar di SMAK, hmmm, berarti saya masih punya hak dan wajib masuk sekolah donk…??? |bego’| sumpah, keterlaluan bangets yah, mencari seperti tidak ada masalah. anda dulu berlaga sok sok an, jadi silahkan urusin sendiri, gitu ajha kok gagh bisa |BEGO’| hahahaha…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar