Selasa, 17 Januari 2012

Riwayat Saya

Entah darimana saya harus memulai
Entah bisakah aku mengawalinya
Namun aku terus mencoba untuk mengawalinya
==============================================================
PART #1
Aku Hanyalah anak manusia yang terlahir dari pasang kekasih. yah, mereka adalah Ibu dan Bapaku. Dibesarkan dan di penuhi kasih sayang mereka. Perjalanan waktu sejak 13 Pebruari 1993 hingga saat ini. Dulu aku hanya bisa tidur dan menangis, lalu melihat, bergelimpangan di ranjang, duduk lalu merangkak hingga aku belajar berjalan sampai pertumbuhanku sampai dewasa ini. Tentunya, kisah perjalanan hidupku tidaklah tiba-tiba langsung menjadi dewasa, aku akan memulainya step by step.
Aku dibesarkan dilingkunganku yang dulu. Semasa kecil ku tempat tinggal orang tuaku masih mengontrak, entah bagaimana rupa kontrakan itu aku tak tahu sama sekali. Masa kecilku pun penuh sensasi menurutku, bagaimana tidak? Sudah sejak kecik aku sakit-sakitan, keluar masuk rumah sakit, 3-4 hari masih kurang lama. Setiap pagi siang dan malam, obat selalu masuk dalam badan mungilku. Bisa dikatakan juga aku hidup dari obat sejak kecil. Meskipun selalu sakit, masuk dan keluar rumah sakit, minum obat-obatan, orang tua ku masih menaruh kasih dan harapan pada diriku. Aku dirawat penuh kasih saying, dibesarka, dipenuhi setiap kebutuhanku. Sampai waktu berjalan sebagaimana mestinya. Sampai pada saat aku duduk di bangku taman kanak-kanak pada tahun 1999, ibu melahirkan seorang bayi mungil perempuan. Adik ku, yang semasa ia di dalam kandungan, ia sempat jatuh bersama ibu ketika mau duduk dan kursinya aku ambil untuk mainan.
Seiring berjalannya waktu kami berdua bertambah dewasa, hingga pada saat aku duduk di kelas 3 SD, orang tuaku memutuskan untuk pindah ke lingkungan yang baru, lingkungan sampai saat ini kami tinggal. Dan aku pun juga harus pindah sekolah dan memulai beradaptasi dengan sekolah baruku. Dari situ awal hidup baru kembali dimulai. Masih ingat betul, pada saat itu, bangunan rumah kami masih sendiri di tengah sawah yang luas dan padang menghijau, subur dan masih segar udaranya. Dari dulu hingga sekarang sudah banyak perubahan, sekarang sawah-sawah itu sudah mulai berubah menjadi gedung-gedung hunian. Bangunan-bangunan yang mengeluarkan limbah-limbah.
Setiap hari, setiap pagi aku berangkat kesekolah sendiri, kadang berjalan, kadang mengayuh sepeda ke sekolah yang masih satu desa dengan rumahu. Mengenal teman-teman baru, kaya miskin, pintar bodoh, ganteng cantik, semua ada. Kami sangat riang dan gembira, selain kami belajar, kami juga sering bermain bersama, bersenang-senang bersama, baik di sekolah juga di rumah. Kejar-kejaran dalam meraih prestasi kami lakukan, mengejar untuk duduk dalam peringkat. Hingga pada akhirnya penetapan kelulusan tiba, memaksa kami untuk berpisah dan memulai kembali hal baru dimasa SMP dengan teman-teman baru lagi. Intensitas bertemu pun semakin jarang, namun selalu aku sempatkan untuk mengingat mereka, agar aku bisa bertegur sapa ketika bertemu dilain waktu.
Untuk pertama kalinya saya akan duduk di bangku SMP, bagaimana rasanya? Saya tidak bisa membayangkan. Sulit susah, dan taku, adalah pemikiran awal saya. Dengan melihat nama-nama yang ada dalam daftar siswa baru dalam papan pengumuman seleksi masuk, banyak sekali nama-nama baru yang tidak aku kenal. Daerah asal mereka yang masih asing dengan ku, jauh atau dekat pun aku tidak tahu, sebelah mana daerah tersebut? Aku tidak tahu. Yang aku tahu saat itu, adalah aku tetap menjadi aku yang belum mengenal dunia dan masih enjoy dengan dunia kanak-kanak ku.
Mas Orientasi Siswa dimulai, aku sudah mulai masuk disekolah yang baru dengan system yang baru pula. Kakak-kakak osis yang beraneka ragam, dan tampangnya agak serem buatku takut. Disuruh ini itu selama MOS, bawa ini bawa itu selama MOS, pakai ini pakai itu selama MOS. Haduh, buat aku ribet deh, tapi asik kok. Sampai menjumpai mata pelajaran yang baru atau tingkat lanjut melanjutkan pelajaran yang ada semasa Sekolah Dasar dulu. Dengan guru-guru yang selalu berganti-ganti setiap jamnya, malah buat pusing juga. Hiks hiks hiks. Namun itu cukup membuat senang.
Teman-teman baru yang menyenangkan, namun sayangnya dari daerah yang jauh-jauh juga sih. Selama kelas satu semua merata, pintar bodoh, ganteng cantik, gendut kurus, nakal baik, menjadi satu dalam setiap kelas. Pada masa kenaikan ke kelas delapan, semuanya berbeda, aku berpacu untuk bisa masuk dalam kelas unggulan yang selalu di harapkan dan dan dinantikan semua siswa. Dan terjawab sudah segala perjuanganku saat itu, selama dua tahun aku duduk di bangku unggulan hingga dating periode kelulusan tiba. Selama bersekolah juga, aku bukan siswa yang tergolong untuk malas mencari tahu, apapun yang bisa aku lakukan akan aku lakukan, aku ikut ektra pramuka, pmr, osis, dewan penggalang, puisi, voli, basket, beragam ekstra yang ada, aku jajal dan aku nikmati hingga aku lulus dari sana. Serasa aku keluar dari sini aku membawa banyak sekali ilmu. Dan atidak hanya itu, aku juga dikenal sebagai siswa yang pandai disekolah, dan aku meninggalkan nama baikku itu sampai saat ini. Guru-guru yang mendidik aku selama tiga tahun, selalu menaruh kasih kepada setiap siswanya, menaruh pula harapan mereka dalam diri kami, mensupport kami untuk bisa bangkit dan terus bangkit guna meraih mimpi-mimpi kami.

PART #2
Namun sayangnya, berbeda dengan harapan, selepas aku dari SMP aku tidak lulus dengan nilai yang mencukupi untuk bersaing masuk dalam sekolah negeri, dan akhirnya aku di putuskan untuk masuk ke sebuah sekolah swasta yang cukup dikenal dan sarat akan kedisiplinan. Awalnya aku ragu dan sudah down saat itu, apakah aku masih kuat berdiri? Apakah aku masih mampu? Itu pertanyaan besar dalam diriku yang tidak bisa masuk ke SMA negeri, jadilah SMA swasta ini menjadi sekolahku setelah SMP. Hari-hari pertama aku jalani sepertipertama aku masuk SMP, dan ternyata ada beberapa teman SMP ku disana, awalnya kami sering bersama-sama hingga kami mendapatkan teman-teman baru. Jadilah kelas 10-C menjadi kelasku pada masa SMA dan itu juga kelas terakhir. Awalnya aku disana dengan teman SMPku, namun selang berjalannya waktu kami mulai menemukan teman-teman baru lagi. Ternyata apa yang aku bayangkan sebelumnya salah, begitu mudahnya aku mendapatkan teman ketika awal masuk, akupun bahagia, hingga pada akhirnya aku menemukan mereka yang bisa aku anggap sebagai sahabatku. Sahabat untuk satu sama lainnya.
Sampai pada akhirnya kami menamakan diri kami “Mbamboengs45” entah apa maksudnya saat itu, namun yang pasti saat itu kita enjoy, kemana pun kita selalu bersama-sama, dalam mengikuti kegiatan pun kami saling support. Lina dan Stevie yang aku temui pertama, karena ternyata rumah kami yang searah dan dekat. Lalu Cendy dan Cindy yang ternyata mereka adalah siswi kembar identik, yang berbeda kelas pada saat itu, dan banyak juga yang mengira bahwa mereka adalah satu anak yang sama. Sungguh salah dugaan yang terlalu saat itu. Sipit serta Rachma dan Arka, mereka pula sahabatku. Meskipun hanya ada dua cowok dan 5 cewek, kami cukup happy dan akrab.
Tidak cukup sampai disitu, ketika kenaikan kelas, kami semuanya mengikuti test masuk penjurusan kelas, dan kelas IPA adalah kelas incaran ku, dan ternyata memang kami berhasil tembus masuk IPA secara bersamaan dan hanya meninggalkan Sipit yang tidak berhasil. Dan ketika kelas dua inilah segala karirku dalam hidup dimulai. Saat kelas sepuluh aku ditunjuk menjadi OSIS, aku juga terpilih untuk masuk dalam PMR, dan ekstra pilihan ku saat itu adalah basket(hingga aku berhenti begitu saja ketika aku merasakan tubuhku tak bisa aku paksakan untuk mengikuti banyak kegiatan secara bersamaan), aku juga aktif dalam pramuka sehingga aku di kirim untuk mewakili Kota Mojokerto dengan siswa-siswi terpilih dari sekolah lain untuk berlomba di ajang Giat Prestasi Tegak Dega Jawa Timur 2010. Tidak hanya itu, dalam PMR aku juga berhasil membawa prestasi bersama teman-teman team yang aku pimpin hingga kelas 12 pada berbagai ajang di tingkat Kota Mojokerto. Selain itu aku juga diikutkan beberapa lomba-lomba serta penyuluhan atau seminar-seminar yang diadakan di Kota Mojokerto.
Dan titik balik kehidupan ku pada saat aku duduk di kelas 11 adalah aku di tantang untuk masuk menjadi anggota cheerleaders, pertama aku berpikir, gagh bangets, masa cowok masuk cheers. Namun karena sebuah tantangan, aku mencobanya dan ternyata enjoy juga dan yang lebih menakjubkan, di dalam cheers selain kita bermain kreativitas dalam bergerak dan mengolah keindahan tubuh, kita membutuhkan energy ekstra otok untuk menyusun pyramid-piramid. Sungguh keren luar biasa. Sedemikian itu juga aku semakin di kenal dan semakin di butuhkan, namun aku di dalam cheers tidak bertahan lama, karena memang itu bukan bidang yang muncul dalam diriku sendiri. Setiap hari kerjaanku juga mencuri wajah-wajah teman-temanku dengan kamera, kemudian aku mencetaknya atau meng-uploadnya. Tentunya pose yang aku ambil bukanlah pose yang bagus, katakana saja itu adalah pose terjelek dari korbanku, namun hasil yang aku dapatkan sungguh luar biasa bagusnya.
Hingga pada akhirnya nama Mbamboenk45 mulai akrab ditelingga tiap masyarakat SMA ku, mulailah bermunculan nama-nama sebutan baru pada tiap anggotanya, sebut saja aku, namaku Ferdian Budi Cahyono, namun aku mendapatkan panggilan nama BUCHA dari sahabat-sahabatku, dan aku mengenakannya sampai sekarang sebagai Ferdi Bucha. Ada juga panggilan lain, yaitu Sipit, jangan mengira cowok satu ini meman bernama Sipit, namanya adala Safrizal Rozi Tuasikal, namun karena matanya yang sipitlah panggilan itu muncul. Lalu Stevie, nama yang bagus ini berganti menjadi kepet yang beralih dari nama panggilan sewaktu SMP yaitu setempet. Lalu Rachma yang akrab aku panggil emak, Lina yang menjadi lintul, dan Arka menjadi neng. Hhehehee, manusia remaja aneh memang.
Nama-nama baru bermunculan, dan tidak kalah mulai muncul nama-nama genk baru yang muncul. Namun kita bukan genk yang suka berantem kayak di televise dan berita loh, kita genk yang saling support dan bertukar hal menarik, kami juga sering lompat dari genk satu ke genk lain ketika istirahat atau dalam acara lain. Sungguh memang masa SMA yang penuh tanda Tanya dan pertanyaan. Guru-guru yang semula akrab dengan nama sli kami, berubah akrab dengan nama-nama panggilan kami, Bucha, Sipit, Mbak cincen, Dhek cencin, Emak, Lintul, Neng, Yocan, Iteng, Pong, de el el deh masih banyal pokoknya. Sampai-sampai bebrapa materi dalam pelajaran juga di sangkut pautkan, dasar pelajaran yang aneh. Hehehehehehe…
Perjalanan yang penuh warna setiap harinya, penuh keindahan dan penuh keajaiban. Aku tidak pernah tau apa yang terjadi akan hari esok, sama halnya dengan satu sahabatku yang tidak menjadi satu kelas dengan kami, Sipit. Kami tidak pernah tahu jika kami dengan sipit harus berpisah ketika kenaikan ke kelas 11, kami masuk IPA dan ia masuk IPS, sedih dan menangis yang kami rasakan saat itu. Namun akan percuma, seberapa banyak airmata yang jatuh tidak akan merubah apa yang sudah terjadi. Saling supportlah yang kami lakukan. Saling mensupport satu sama lainnya.

********************************

Tidak ada komentar:

Posting Komentar